Gianluigi "Gigi" Buffon (lahir di Carrara, 28 Januari 1978; umur 38 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola profesional dari Italia. Ia saat ini bergabung di klub asal Turin, Juventus FC. Buffon juga merupakan kiper utama di tim nasional sepak bola Italia. Ia dibeli Juventus dari Parma pada tahun 2001. Prestasi terbaiknya adalah saat mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Sampai saat ini, Buffon kerap disebut sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.[4][5] Penghargaan yang ia dapatkan salah satunya adalah gelar Kiper Terbaik Serie A yang berhasil ia raih sebanyak delapan kali.
Daftar isi
[sembunyikan]Profil[sunting | sunting sumber]
Terlahir dari keluarga berlatar belakang olahraga[6][7] dengan ibu Maria Stella sebagai atlet lempar cakram dan ayahnya Adriano Buffon sebagai atlet angkat besi[7], Buffon merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik perempuannya yaitu Veronica dan Guendalina juga saat ini berprofesi sebagai atlet bola voli. Paman Buffon sendiri yaitu Angelo Masocco juga berprofesi sebagai atlet bola basket.[7] Salah satu kiper legendaris Italia yaitu Lorenzo Buffon juga masih ada hubungan darah dengan kakek Gianluigi Buffon.
Saat ini Buffon bertunangan dengan model Ceko Alena Šeredová.[8] Pasangan ini telah memiliki dua anak yaitu Louis Thomas (lahir 28 December 2007) dan David Lee (lahir 31 October 2009). Anak pertama Buffon dinamai "Thomas" dengan mengambil basis dari Thomas Nkono, yang merupakan kiper idola Buffon sewaktu masih kecil. Buffon berteman baik dengan beberapa pesepak bola diantaranya Alessandro Del Piero dan Pavel Nedved.
Karier klub[sunting | sunting sumber]
Karier junior dan awal di Parma[sunting | sunting sumber]
Buffon memulai kariernya melalui akademi sepak bola muda di klub AC Parma pada tahun 1991 di usia 15 tahun. Ia kemudian lulus dari tim junior pada tahun 1995 pada usia 19 tahun. Buffon kemudian memulai debut Serie A saat Parma melawan AC Milan pada 19 November 1995, dan dalam pertandingan ini Parma berhasil menahan imbang Milan dengan skor 0-0. Buffon lantas diberikan kesempatan bermain lagi selama delapan kali, dan baru resmi menjadi kiper utama Parma pada 1996, ketika saat itu ia ditangani oleh pelatih kiper legendaris Louie P. Di Parma sendiri, Buffon kemudian melahap lebih dari 200 pertandingan, dan pada musim keempatnya di 1998-1999, ia berhasil mengantar Parma menjadi juara Piala UEFA[9] serta Coppa Italia.
Musim 2000-01 merupakan musim terakhir Buffon di Parma. Saat itu gosip yang berkembang ia akan diambil oleh tim-tim besar dari luar Italia. Di Italia sendiri ia juga sempat digosipkan akan dibeli oleh juara bertahan AS Roma. Namun kabar ini kemudian dibantah oleh pihak Roma dan mereka kemudian membeli Ivan Pelizzoli dari Atalanta. Buffon sendiri santai menanggapi gosip ini, dan ia berujar bahwa:
“ | Saya rasa, Roma bukanlah tempat yang baik bagi saya untuk mengembangkan karier. Mereka memang juara tetapi keuangan mereka tipis sehingga kemungkinan akan membuat saya berjuang sendirian sebagai salah satu bintang di sana bersama Francesco Totti.[10] | ” |
Klub asal Turin, Juventus kemudian bergerak cepat dengan membelinya satu paket bersama Lilian Thuram. Harga transfer Buffon sendiri saat itu adalah £32,6 juta yang sekaligus menobatkannya sebagai kiper termahal dunia.[11] Sebagai bagian dari transfernya, Juventus kemudian memberikan Jonathan Bachini untuk Parma.[12]
Juventus[sunting | sunting sumber]
2001–2004: Dominasi di bawah Lippi[sunting | sunting sumber]
Gianluigi Buffon menjadi salah satu pemain yang didatangkan Juventus di musim 2001-02 bersama rekan setimnya di Parma yaitu Lilian Thuram dan gelandang SS Lazio Pavel Nedved.[13] Juventus sendiri berhasil mendapatkan uang segar usai menjual bintang mereka Zinedine Zidane ke Real Madrid.[14][15] Juventus juga kemudian mendatangkan Marcello Lippi kembali sebagai pelatih usai memecat Carlo Ancelotti yang dinilai gagal mengantar Juve juara Serie A sekalipun dibekali dengan pemain-pemain bintang.
Pada musim pertamanya dengan Juventus, Buffon menjadi kiper utama langganan starting eleven dimana ia tampil dalam 45 pertandingan resmi. Buffon lantas berhasil mengantar Juve juara Serie A melalui aksi heroik di pertandingan terakhir ketika klubnya berhasil menang dan di tempat lain Inter Milan yang tampil sebagai pemimpin klasemen sampai pekan ke-33 kalah. Kemudian di musim 2002-03, Buffon tampil dalam 47 pertandingan resmi dan sekali lagi mengantar Juventus menjuarai Serie A. Ia juga kemudian berhasil mengantar Juve menembus final Liga Champions yang digelar di Stadion Old Trafford, Inggris. Sayangnya Juve saat itu kalah dari rival senegaranya, AC Milan dalam adu penalti.[16] Atas prestasinya tersebut, pada tahun 2003, Buffon kemudian dianugerahi penghargaan UEFA Most Valuable Player[17] dan gelar sebagai Kiper Terbaik Dunia.
Musim 2003-04, Buffon tampil dalam 38 pertandingan, meskipun Juventus saat itu gagal menjuarai Serie A. Ia lantas mendapatkan penghargaan lain yaitu masuk dalam Daftar 125 Pesepak bola Aktif Terbaik versi legenda sepak bola Brasil, Pele.[18] Penghargaan ini ia dapatkan pada awal tahun 2004. Kemudian di musim 2004-05, Buffon kembali tampil sebagai salah satu bintang yang mengantarkan Juventus juara Serie A dibawah asuhan Fabio Capello.
Agustus 2005, Buffon sempat mengalami kecelakaan saat menghadapi AC Milan dalam ajang pra musim Luigi Berlusconi Trophy. Ia bertabrakan di lapangan dengan gelandang Milan, Kaka saat mengejar bola lepas dan kemudian divonis menderita cedera dislokasi bahu dan harus segera di operasi. Khawatir dianggap "perusak tim" oleh supporter Juventus, AC Milan kemudian berbaik hati meminjamkan kiper mereka yaitu Christian Abbiati[19] sebagai pengganti sementara sampai operasi Buffon berhasil dan pulih. Buffon lantas kembali bermain bersama Juve pada November 2005, tetapi tak lama kemudian ia mengalami cedera kembali dan baru bisa tampil penuh di bulan Januari. Meskipun begitu, duet Abbiati dan Buffon yang tampil bergantian berhasil mengantar Juventus menjuarai Serie A untuk ke 29 kalinya sepanjang sejarah klub.
Pada tanggal 12 Mei 2006, Buffon, bersama dengan tim Juventus dan sesama kiper Antonio Chimenti dan beberapa pemain lainnya divonus terlibat dalam sebuah judi ilegal dalam pertandingan antara Juventus melawan Parma. Ia lantas membela diri di hadapan pengadilan dan ia mengakui bahwa ia sering terlibat dalam perjudian, tetapi tidak pernah sekalipun ia berjudi atas nama tim (dalam hal ini Juventus). Melihat pengakuannya soal judi, spekulasi mulai merebak di Italia bahwa bisa saja Buffon tergusur dari posisinya sebagai kiper utama timnas Italia di Piala Dunia 2006, namun kemudian gosip itu pudar dan pada 15 Mei diumumkan secara resmi bahwa Buffon akan menjadi kiper utama timnas Italia di PD 2006. Selanjutnya seluruh pemain Juventus kemudian dibebaskan dari tuduhan judi ilegal pada 27 Juni 2007 atau setahun usai kasus ini dipersidangkan.[20]
Usai diumumkan sebagai kiper di PD 2006, Buffon kemudian menghadapi masalah baru. Klubnya yaitu Juventus didakwa telah terlibat dalam skandal Calciopoli, dan sebagai akibatnya, Juventus terpaksa melepas dua gelar Serie A di 2004-05 dan 2005-06 serta terkena hukuman turun ke Serie B.[21] Desas-desus lain kemudian muncul bahwa Buffon akan dilepas oleh Juventus untuk menghemat biaya.[22] Beberapa klub yang tertarik saat itu diantaranya adalah Manchester United, AC Milan, dan Real Madrid. Namun kemudian manajemen Juventus memutuskan untuk tidak menjual Buffon, dan Buffon sendiri menerima hukuman yang diberikan pada Juventus apa adanya. Ia lantas menambahkan bahwa Serie B adalah sebuah divisi yang belum pernah Juventus menangi, dan akan sangat menyenangkan jika Juve bisa menjuarainya.
April 2007, wakil presiden Milan Adriano Galliani menyatakan bahwa Buffon telah setuju untuk dikontrak Milan menggantikan Dida.[23] Hal ini kemudian dibantah oleh Buffon, yang menyatakan bahwa ia tidak pernah dihubungi oleh pihak Milan.[24]
2007–2010: Juara Serie B dan kembali ke Serie A[sunting | sunting sumber]
Usai Juventus memenangkan Serie B dan kembali ke Serie A pada musim 2007-08, Buffon kemudian setuju untuk memperpanjang kontrak dengan klubnya tersebut sampai musim 2012.[25] Buffon kembali menjadi bintang Juve saat mengantar klub tersebut menempati peringkat tiga Serie A 2007-08 dan mendapat jatah kualifikasi Liga Champions pada tahun kembalinya Juve ke Serie A. Musim 2008-09, Buffon kemudian didera beberapa cedera, diantaranya cedera punggung dan cedera otot.[26] Dari bulan September 2008 sampai Januari 2009, kiper pengganti Buffon yaitu Alexander Manninger secara meyakinkan tampil luar biasa dan mendapat banyak pujian.[27] Manninger kemudian lebih banyak dipakai oleh pelatih Claudio Ranieri ketimbang Buffon sekalipun Buffon telah pulih 100%. Buffon juga sempat kesal dan sedih saat ia digantikan oleh Manninger saat melawan Lecce dan Atalanta. Rumor berkembang Buffon mulai muak dan bosan dengan Juventus.[28] Buffon pun mengakui bahwa ia sempat marah dan kesal, tetapi baginya tidak ada jalan lain ketimbang menerima keputusan pelatih. Buffon pun akhirnya memilih untuk kembali memperpanjang kontrak sampai akhir 2013,[29] dan mengisyaratkan bahwa dirinya ingin pensiun bersama Juventus.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gianluigi_Buffon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar